TEST WAWANCARA

2019-07-03 06:30:40 |     By Admin

Tes wawancara adalah tes yang sangat vital dan kritis. Serangkaian tes yang sebelumnya ditempuh dengan susah payah bisa saja gugur karena tes ini. 

Sebagaimana yang kita tahu tes sebelumnya ada tes tertulis, kesehatan, kecermatan, psikologi, bahkan kadang ada prakteknya. 
Tes wawancara diperlukan mental baja dan wawasan yang luas. Bukan untuk berbohong tapi mengantisipasi kemungkinan pertanyaan. Oh ya, selama menjalani tes ini performa dan bahasa gestur tubuhpun sangat dicermati. 

 

Memang betul berlangsungnya tes wawancara sangat tergantung si pengendali tes yaitu si pewawancara. Metode yang dipakaipun bisa bermacam-macam. Intinya si pewawancara ingin mengorek sedalam-dalamnya informasi mengenai diri si pelamar. Saya pribadi lebih memilih bersikap pasif dan banyak memberikan peluang aktif kepada si pelamar untuk action membongkar jati diri si pelamar. Coba mau apa dia? Kita tinggal memperhatikan, mencermati, dan mengeksekusi atau memutuskan. 

 

 


Dulu ketika memberi pembelajaran soft skill siswa BLKI di Semarang, saya membocorkan sebuah kiat dalam rangka memenangkan tes wawancara. 
Saya beritahu sedikit rahasia bahwa pada umumnya si pewawancara tidak tahu tentang mesin produksi. Bahkan si manajer HR umumnya lulusan Sarjana  psikologi, hukum, atau ekonomi. Sangat jarang sekali dari Sarjana Teknik mesin meskipun mungkin ya ada. 

 

 

Jangan gentar menghadapi tes wawancara. Jangan sekali-kali bersikap kalah sebelum perang. Jangan jadi seorang pengecut. Bahkan mereka si pewawancara mungkin dulu juga pernah ditolak saat melamar pekerjaan. Pernah merasa “sakitnya tuh di sini..” 

 

 

Usahakan mintalah sedikit waktu untuk melakukan presentasi. Tapi bahasanya jangan maksa. Nanti dikira mau pamer. Katakan saja  kalau diijinkan ingin menunjukkan sesuatu yang bermanfaat, yang sebenarnya untuk unjuk kebolehan, silahkan kalau mau dikatakan begitu. Ini penting karena ini bagian dari strategi. Tentu saja strategi dalam rangka memenangi wawancara. Memenangi wawancara adalah sebuah goal, kepuasan batin, walau harus diakui ada hal lain selain itu. Yang jelas, kepuasannya melebihi habis “menembak” pacar dan diterima. 

 

 

Dalam berpresentasi nanti cobalah membuat corat-coret atau skema yang mudah dipahami,yang syukur bisa bagus. Misal: Tunjukkan bagaimana sebuah mesin produksi bisa awet, selalu siap pakai, tidak boros,  cara perawatan yang benar, cara mendinginkannya yang baik, dan lain-lain. Pokoknya apa yang anda ketahui tetang mesin produksi. Itu pasti akan memancing perhatian si pewawancara. Bahkan bisa memikat hati. Tapi sekali lagi ingat, jangan sampai memperlihatkan sikap sombong. Caranya, jangan lupa mengucapkan kata maaf.  

 

 

Saya pernah menghadapi seorang lulusan sarjana hukum. Ketika dia menghadap, stopmap lamarannya tidak saya buka sama sekali. Saya ingin langsung praktek. Saya tunjukkan komputer dan mesin print, saya tunjuki kertas kosong, saya minta dia membuat surat perjanjian kontrak sewa menyewa rumah (atau apa saja yang kita mau), dan saya tunggui selama 20 menit. Ketika saya tahu redaksinya kok bagus, baru saya periksa data lamarannya. Jika tidak ya tidak. Jangankan yang tingkat Sarjana, lha mbok untuk cleaning service pun saya suruh praktek caranya membersihkan suatu ruangan.

 

 

Hal lain, jangan ragu menjawab ketika ditanya soal berapa gaji yang diinginkan. Bila merasa punya skill bisa mengajukan 30%  di atas UMK setempat mengingat anda adalah orang baru bekerja di tingkat SLTA. Jika level anda lebih tinggi ya minta harga lebih 30% dari harga umumnya. Jangan minta terlalu tinggi dulu, mengingat anda karyawan baru di situ. Nanti malah tidak diterima. Perusahaan biasanya ada budget untuk harga seorang karyawan baru.

 

 


Selamat berjuang di tes wawancara!